kampusku "World Class University ?"

 
 World Class University, kampus mana yang tidak mau berpredikat seperti itu. Semua berlomba untuk menjadi yang terbaik, di dunia. Bukan masalah sebenarnya kita bercita-cita menjadi kampus kelas dunia. Mimpi hak setiap orang. Saya  sebagai mahasiswa Unair sangat bangga predikat World Class University melekat di Almamater berlambang burung garuda tunggangan Wisnu ini. Namun, ada beberapa yang memang harus diperhatikan oleh pejabat kampus dan segera melakukan tidakan nyata. Masalah sarana prasarana kampus. Menurut saya, sangat tidak World Class University. Saya jadi bertanya-tanya, apa yagn melandasi kampus saya berani menyatakan diri sebagai kampus berkelas dunia. Andaipun predikat ini sengaja diberikan oleh pihak yang berwenang dan memang dianggap layak, lalu apa yang menjadi tolak ukur penilaian kampus berkelas dunia? Mahasiswanya kah? Pengajarnya kah? manajemen kampusnya kah? sarana prasarananya kah ? atau apa? mungkin memang pihak kampus dan pihak yang memberi predikat tersebut yang mampu menjawab dengan baik, benar, dan tepat. Oke saya bahas satu persatu yang saya sebut mungkin sebagai tolak ukur penilaian.

Pertama, dari segi mahasiswanya. Saya akui, putra-putri terbaik bangsa sedang mengalami proses pendidikan di kampus ini. Saya yakin mereka dan saya adalah orang-orang terbaik dan terpilih, karena proses seleksi masuk yang sangat cukup ketat dan MAHAL. Banyak prestasi sudah diberikan mahasiswa kepada almamater dan bangsa, dari tingkat regional, nasional, sampai tingkat Internasional. Walaupun saya masih bisa berprestasi dilingkup Unair. Kehebatan para mahasiswa Unair sudah tak diragukan lagi. Cukuplah dari segi Excellence tapi bagaimana dengan With Morality ? bukan berarti tidak bermoral, dari segi intelektual memang sudah cukup bagus, namun dari segi sikap saya kurang melihat keindahan disini. Sikap kritis sudah jarang terlihat, kadang malah terlalu kritis dan brutal. Masih banyak dari kita yang apatis, tidak peka sekitar. Seolah kita kuliah hanya untuk diri sendiri. Memang itu hak tiap mahasiswa mau kuliah untuk diri sendiri, namun menurut saya buat apa kita kuliah tapi hanya untuk diri sendiri, tidak mau berbagi dan mengabdi? itulah kenapa kita disebut mahasiswa, karena kita dicetak untuk membangun peradaban. Kita dididik untuk menjadi agen perubahan. Coba lihat lagu kebangsaan kita, salah satu liriknya menyebutkan "Bangunlah jiwanya bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya" salah satu cita-cita para pendiri bangsa ini. Menurut saya, itu pula tuuan kita menjadi mahasiswa. Memang tidak semua mahasiswa seperti itu, masih banyak yang sadar untuk apa mereka kuliah.

saya teringat pernyataan teman saya, kita terlalu disibukkan dengan manajemen sebuah acara dikampus. Saya sependapat dengan teman saya tersebut, memang pada kenyataanya oraganisasi mahasiswa intrakampus lebih disibukkan dengan acara-acara yang menjadi program kerja mereka. Banyak tujuan, mulai promosi Jurusan hingga hanya menjalankan suatu acara tradisi. Sangat berbeda dengan para aktivis kampus pada taun 60'an dan 98. Forum-forum diskusi tentang kebijakan sudah jarang. Padahal kita ini calon Pemimpin bangsa masa depan. Tapi kita apatais dengan kondisi bangsa. Acara-acara sosial dan pengabdian kepada bangsa sangat kurang. Saya berharap Mahasiswa Unair tidak hanya jago dalam hal OLAH PIKIR tapi juga OLAH RASA, bukan hanya intelektual, tapi juga Spiritual dan Emosional juga harus dibangun. Ini bukan hanya tanggung jawab para mahasiswa, namun juga peran serta pihak kampus juga membantu berkembangnya Mahasiswa.
oke, pembahasan berikutnya akan saya paparkan di postingan berikutnya .. 
Hidup Mahasiswa !!! Hidup Rakyat Indonesia !!! Airlangga Tetap Kau Jaya !!
Salam Indonesia -DalanArahlintang-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasih, duduklah di sampingku (Karya: Sergei Yesenin)

Kedua puluh satu, Malam, Senin (Karya: Anna Akhmatova)