Hai pembaca :)
Apa kabar?
Semoga kita semua berada dalam kasih sayang-Nya :)

Entah mengapa, saya selalu ingin menulis tetapi tak pernah terealisasi. Apa mungkin karena saya terlalu malas untuk menulis? atau mungkin saya terlalu sibuk dalam rutinitas pekerjaan, lalu melupakan keinginan untuk menulis? ah hidupku terlalu banyak pertanyaan. haha
Saya selalu teringat pesan salah satu senior saya di kampus, "zal, menulislah. kamu baca banyak buku tanpa menulis, itu ibarat dirimu banyak makan, tapi tak ada gerakan atas yang kamu makan. ayo menulislah!" begitu kira-kira kata senior saya.
Hahh.. sesungguhnya, banyak hal di kepala saya yang ingin selalu saya tuliskan. Namun, saya selalu bingung bagian mana yang harus saya tulis terlebih dahulu.
Baiklah. untuk kali ini, saya ingin sedikit berbagi pengalaman terkait novel yang saya baca. Tapi tulisan ini prolog saja ya.. hehe

Bulan lalu, saya membeli dua buku sastra. Novel Indonesia yang rumornya lagi ngehits dikalangan para pembaca sastra. Atas rekomendasi teman, salah satu novel yang saya beli dan sudah saya baca adalah Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Mungkin para pembaca tidak asing dengan nama itu, meskipun saya sendiri merasa asing dengan nama itu ketika membeli. Nama yang tak biasa, saya jadi berkesimpulan bahwa penulis buku ini adalah orang alay :)) layaknya artis2 yang sengaja mengganti nama aslinya hanya untuk menjadi tenar. Begitu kira-kira, saya berpikir tentang buku ini. Mungkin bagi sebagian orang berpendapat bahwa membaca buku jangan melihat siapa yang menulis. Sebagian memang benar. Namun, hal itu tidak berlaku untuk saya. Saya selalu menelusuri siapa penulis buku yang akan saya baca. Karena dengan begitu, saya akan sedikit memiliki modal pemahaman cerita seperti apa yang akan saya baca. Beda orang, beda cara. Itu hal biasa. Asal jangan saling mencerca saja sih hehe.

Pembacaan pertama saya tentang penulis ternyata salah. Nama penulis memanglah demikian. Tidak ada tujuan untuk ngartis dengan nama yang sulit dibaca. Dan penulis beserta novelnya ini adalah pemenang dari kompetisi sastra bergengsi di Indonesia, Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2017. Wow. Semakin wow, ketika saya baca komentar para juri yang menyatakan bahwa adanya novel ini membuat mereka tidak memberikan ruang pemenang di bawahnya. Istilahnya, novel ini adalah pemenang tunggal. wow. Saya semakin penasaran dengan novel ini. Di tambah, dua di antara tiga juri adalah sastrawan yang karya2nya selalu membuat saya merasa berada di dunia lain haha. Ya, mereka adalah Seno Gumira Ajidarma dan Bramantio. Nama terakhir adalah dosen saya di Sastra Indonesia Unair. Baiklah. Dari sedikit penelusuran saya terkait dengan sosok penulis, novel ini akan membuat kita berfantasi bersamanya. ya. Novel dengan genre fantasi.
Begitu kira-kira.

Untuk pembahasan lebih lanjut, next time ya :)
satu kalimat spoiler untuk novel ini adalah Semua Ikan di Langit mengajak kita berfantasi tentang proses penciptaan alam semesta :)

Salam.
DalanArahlintang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasih, duduklah di sampingku (Karya: Sergei Yesenin)

Kedua puluh satu, Malam, Senin (Karya: Anna Akhmatova)